Sampang,Pernyataan H. Faros, tokoh masyarakat Desa Pacangga’an, yang sempat menjadi sorotan di media online beberapa waktu lalu, kini diluruskan setelah dirinya memberikan penjelasan terkait maksud ucapannya yang dianggap kontroversial.
Dalam penuturannya, H. Faros menjelaskan bahwa komentar singkatnya di grup WhatsApp lokal bukanlah bentuk penolakan terhadap hukum, melainkan bentuk keprihatinan terhadap situasi yang terjadi di desanya.
“Saya ingin klarifikasi bahwa ucapan saya tidak bermaksud menyatakan bahwa hukum tidak berlaku di Kecamatan Pancarengan. Justru saya termasuk yang sangat berharap hukum ditegakkan dan dipatuhi oleh semua pihak, termasuk di Desa Pacangga’an,” ujar H. Faros.
Ia menyebutkan bahwa pernyataan tersebut disampaikan dalam konteks menanggapi berita viral tentang persoalan aset desa di salah satu desa di Kecamatan Torjun. Menurut pemberitaan tersebut, aset desa belum diserahkan kepada pemerintahan desa yang sah setelah pergantian kepemimpinan.
“Hal seperti itu juga terjadi di Desa Pacangga’an. Aset desa hingga saat ini belum diserahterimakan kepada pemerintah desa yang sekarang resmi diangkat oleh Pemkab Sampang. Maka dari itu saya sempat menulis komentar singkat, ‘sepertinya hukum tidak berlaku di sini’. Tapi itu hanya bentuk keprihatinan saya sebagai warga yang mencintai desanya,” jelasnya.
Meski demikian, H. Faros menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan media dan jurnalis yang telah mengingatkan dirinya untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapat, khususnya di ruang publik.
“Saya menyadari pentingnya menjaga tutur kata dan penyampaian, agar tidak menimbulkan salah paham. Untuk itu, saya menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak jika ucapan saya sempat disalahartikan. Niat saya hanya ingin menyampaikan fakta yang saya lihat dan alami di lapangan,” katanya menegaskan.
Di akhir pernyataannya, H. Faros kembali menegaskan komitmennya untuk mendukung penegakan hukum dan pemerintahan desa yang bersih dan transparan, demi kemajuan masyarakat Desa Pacangga’an.
Hoiri
